Pages

Jumat, 31 Oktober 2014

JILID 1 BAB Sifat api neraka dan ahlinya | Kitab Tanbihul Ghofilin

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a berkata : Rasulullah s.a.w bersabda :



Api neraka telah dinyalakan selama seribu tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga hitam gelap, bagaikan malam yang gelap kelam

Diriwayatkan bahwa Yazid bin Martsad selalu menangis sehingga tidak pernah kering air matanya, dan ketika ditanya, jawabnya “Andaikata Allah mengancam akan memenjarakan aku bila berdosa dalam kamar mandi selama seribu tahun, niscaya sudah selayaknya air mataku tidak berhenti, maka bagaimana sedang kini telah mengancam akan memasukkan aku dalam api neraka yang telah di nyalakan selama tiga ribu tahun”

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari mujahid berkata, “sesungguhnya di jahannam ada beberapa perigi berisi ular sebesar leher unta, dan kala sebesar keledai, maka larilah orang-orang ahli neraka ke ular itu, maka bila tersentuh oleh bibirnya langsung terkelupas rambut, kulit dan kuku, dan mereka tidak dapat selamat dari gigitan itu kecuali jika lari ke dalam neraka”
Abdullah bin Jubair meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w bersabda :
Bahwa di dalam neraka ada ular-ular sebesar leher unta, jika menggigit maka rasa pedih bisanya tetap terasa hingga empat puluh tahun. Juga di dalam neraka ada kala sebesar keledai, jika menggigit maka akan terasa pedih bisanya selama empat puluh tahun
Nabi s.a.w bersabda
Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka yaitu seorang yang bersandal dari api neraka, dan dapat mendidihkan otaknya, seolah-olah di telinganya ada api, dan giginya berapi dan di bibirnya ada uap api, dan keluar ususnya dari bawah kakinya, bahkan aib merasa bahwa dialah yang terberat siksanya dari semua ahli neraka, padahal ia yang sangat ringan siksanya dari semua ahli neraka.
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr r.a berkata : Orang-orang neraka memanggil Malaikat Malik, tetapi tidak di jawab selama empat puluh tahun, kemudian dijawab “kamu tetap tinggal dalam neraka”. Kemudian mereka berdoa (memanggil) Tuhan “Ya Tuhan keluarkanlah kami dari neraka ini, maka bila kami mengulangi perbuatan-perbuatan kami yang lalu itu berarti kami dhalim” maka tidak dijawab selama umur dunia ini dua kali, kemudian dijawab, “Hina dinalah kamu di neraka, dan jangan berkata-kata”
Demi Allah setelah itu tidak ada yang dapat berkata-kata walau satu kalimat, sedang yang terdengar hanya nafas keluhan dan tangis rintihan yang suara mereka hampir menyamai suara himar (keledai)
Qatadah berkata : Hai kaumku, apakah kamu merasa bahwa itu pasti akan terkena pada dirimu, ataukah kamu merasa akan kuat menghadapinya, hai kaumku taat kepada Allah itu jauh lebih ringan bagi kamu, karena itulah taatilah. Sebab orang ahli neraka itu kelak akan mengeluh selama seribu tahun, tetapi tidak berguna bagi mereka, lalu mereka berkata “Dahulu ketika kami di dunia bila kami sabar lambat laun mendapat keringanan dan kelapangan” maka mereka lalu bersabar selama seribu tahun, dan tetap siksa mereka tidak di ringankan sehingga mereka berkata “Apakah kami mengeluh atau sabar, tidak dapat mengelakkan siksa ini”. Lalu minta hujan selama seribu tahun karena sangat haus dan panas neraka maka mereka berdoa selama seribu tahun, maka Allah berkata kepada Jibril “Apakah yang mereka minta?” jawab Jibril “Engkau lebih mengetahui ya Allah, mereka minta hujan” maka tampak pada mereka awan merah sehingga mereka mengira akan turun hujan, maka dikirim kepada mereka kala-kala sebesar keledai, yang menggigit mereka dan terasa sakit segi gigitan itu selama seribu tahun.
Kemudian mereka minta kepada Allah selama seribu tahun untuk diturunkan hujan, maka tampak mereka awan yang hitam, mereka mengira bahwa itu akan hujan, tiba-tiba turun kepada mereka ular-ular sebesar leher unta, yang menggigit mereka, dan gigitan itu terasa pedihnya hingga seribu tahun, dan inilah arti ayat : …Zidnaahum ‘adzaaban fauqal ‘adzaabi… (…Kami tambahkan kepada mereka siksa di atas siksa…) (QS An nahl :88)
Semua itu karena mereka dahulu telah kafir, tidak percaya dan melanggar tuntunan Allah, karena itulah maka siapa yang ingin selamat dari siksa Allah, harus sabar sementara atas segala penderitaan dunia di dalam mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah, dan menahan syahwat hawa nafsu, sebab surga itu memang diliputi dengan kesukaran-kesukaran, sedang neraka diliputi syahwat-syahwat
Seorang pujangga berkata :



Dalam usia tua itu cukup pengalaman untuk mencegah orang yang tenang dari sifat kekanak-kanakan, apabila telah menyala api di rambutnya (beruban). Saya melihat seorang itu ingin hidup tenang bila dahan pohon telah menguning sesudah hijaunya. Jauhilah kawan yang busuk, dan berhati-hatilah jangan menghubunginya, tetapi bila tidak dapat, maka ambil hati-hatinya. Dan berkawanlah pada orang yang jujur, tetapi jangan suka membantah padanya, engkau pasti akan disukai selama tidak membantah kepadanya. Berkawanlah dengan orang bangsawan dan yang berahlak, baik dan budinya

Maka siapa yang berbuat baik pada orang yang tidak berbudi, berarti ia telah membuang budi itu dalam laut. Dan Allah mempunyai surga yang selebar langit, tetapi diliputi dengan kesukaran-kesukaran.
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a berkata : Nabi s.a.w bersabda :

Allah memanggil Malaikat Jibril dan menyuruhnya melihat surga dengan segala persiapanya untuk ahlinya, maka ketika kembali berkata jibril “Demi kemuliaanMU tiada seorang yang mendengarnya melainkan ia akan masuk ke dalamnya, maka diliputi dengan serba kesukaran” kemudian Allah kembali menyuruh Jibril melihatnya kembali, kemudian Jibril kembali melihatnya kemudian berkata “Demi kemuliaanMU saya khawatir kalau tiada seorangpun yang masuk kedalamnya”. Kemudian disuruh melihat neraka dan semua yang disediakan bagi ahlinya, maka kembali Jibril dan berkata “Demi kemuliaanMU tidak akan masuk ke dalamnya orang yang telah mendengarnya, kemudian diliputi dengan kepuasan syahwatnya.” dan diperintahkan supaya kembali melihatnya, kemudian setelah dilihatnya kembali berkata “saya khawatir kalau tiada seorangpun melainkan akan masuk ke dalamnya”
Juga Nabi s.a.w bersabda :

Kamu boleh menyebut tentang neraka sesukamu, maka tiada kamu menyebut sesuatu melainkan api neraka itu jauh lebih ngeri dan lebih keras daripadanya.

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik r.a berkata : jibril datang kepada Nabi s.a.w pada saat yang tidak biasa datang, dalam keadaan yang berubah mukanya, maka ditanya oleh Nabi s.a.w “mengapa aku melihat kau berubah muka?” jawabnya “Ya Muhammad aku datang kepadamu pada saat dimana Allah menyuruh supaya dikobarkan nyala api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa jahannam itu benar dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya” lalu Nabi s.a.w bersabda “ya Jibril jelaskan padaku sifat jahannam!” jawabnya :
“ya, ketika Allah menjadikan jahannam maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum, niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya karena panasnya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut Allah dalam Al-qur’an itu diletakkan di atas bukit niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ketujuh. Demi Allah yang mengutusmu dengan hak, andaikan seorang di ujung barat tersiksa niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya, jahannam itu sangat dalam dan perhiasanya besi, dan minumnya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagian yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan”
Nabi s.a.w bertanya “apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah-rumah kami? Jawab Jibril :



Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan tujuh puluh ribu tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain tujuh puluh kali lipat ganda, maka di giring ke sama musuh-musuh Allah sehingga bila telah sampai ke pintunya disambut oleh malaikat-malaikat Zabaniyah dengan rantai dan belenggu, maka rantai itu di masukkan ke dalam mulut mereka hingga tembus ke pantat, dan diikat tangan kirinya ke lehernya, sedang tangan kanannya dimasukkan dalam dada dan tembus ke bahunya, dan setiap manusia digandeng dengan syaithannya lalu diseret tersungkur mukanya sambil dipukul oleh para malaikat dengan pukul besi, tiap mereka ingin keluar karena sangat risau maka di tanamkan ke dalamnya

Kemudian Nabi s.a.w bertanya “siapakah penduduk masing-masing pintu?” jawab jibril :
Pintu yang terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang kafir setelah di turunkan hidangan mu’jizat nabi Isa a.s serta keluarga fir’aun sedang namanya Alhawiyah. Pintu kedua tempat orang-orang muryrikin bernama jahim, pintu ketiga tempat orang-orang shobi’in bernama saqar, Pintu keempat tempat iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama ladha, pintu kelima orang yahudi bernama huthomah. Pintu keenam tempat orang-orang nashara bernama sa’ier. Kemudian jibril diam segan pada Rasulullah, sehingga Rasulullah s.a.w bertanya, “Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ketujuh?” jawabnya, “di dalamnya orang-orang yang berdosa besar dari ummatmu yang sampai mati belum sempat bertobat”
Mendengar tersebut maka Rasulullah s.a.w jatuh pingsan hingga Jibril meletakkan kepala Rasulullah s.a.w di pangkuan Jibril sehingga sadar kembali, dan ketika sudah sadar, Nabi s.a.w bersabda “ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummatku yang akan masuk ke dalam neraka?” jawabnya “ya, yaitu orang yang berdosa besar dari ummatmu”
Kemudian Nabi s.a.w menangis, Jibril juga menangis, kemudian Nabi s.a.w masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk shalat kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila shalat selalu menangis dan minta kepada Allah, dan pada hari yang ketiga datang Abubakar r.a ke rumah Nabi s.a.w mengucap : Assalamu’alaikum ya ahla baiti rahmah, apakah dapat bertemu kepada Nabi s.a.w. Maka tidak ada yang menjawabnya, sehingga ia menepi untuk menangis, kemudian Umar datang dan berkata, ” Assalamu’alaikum ya ahla baiti rahmah, apakah dapat bertemu dengan Rasulullah s.a.w” dan ketika tidak mendapat jawaban iapun menepi dan menangis, kemudian datang Salman Alfarisi dan berdiri di muka pintu sambil mengucapkan “Assalamu’alaikum ya ahla baiti rahmah apakah dapat bertemu dengan junjunganku Rasulullah s.a.w” dan ketika tidak mendapat jawaban, ia menangis sehingga jatuh dan bangun, sehingga sampai ke rumah Fatimah r.a dan dimuka pintunya ia mengucapkan “assalamu’alaikum hai putri Rasulullah s.a.w” bertepatan itu Ali r.a tidak ada, lalu bertanya “Hai putri Rasulullah s.a.w sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah beberapa hari tidak keluar kecuali untuk shalat dan tidak berkata-kata kepada orang juga tidak mengizinkan orang-orang bertemu kepadanya”
Maka segeralah Fatimah memakai baju yang panjang dan pergi sehingga sampai di pintu rumah Rasulullah s.a.w dan memberi salam sambil berkata “Saya fatimah, ya Rasulullah” sedang Rasulullah s.a.w bersujud sambil menangis, maka mengangkat kepalanya dan bertanya “mengapakah kesayanganku” bukakan pintu untuknya maka masuklah Fatimah dan ketika melihat Nabi s.a.w menangislah ia karena melihat Nabi s.a.w pucat sembab mukanya karena banyak menangis dan sangat sedih, lalu ia bertanya “Ya Rasulullah apakah yang menimpa dirimu?” jawab Rasulullah s.a.w, “Jibril datang kepadaku dan menerangkan sifat-sifat neraka jahannam lalu menerangkan bahwa bagian yang teratas dari padanya untuk ummatku yang berbuat dosa-dosa besar maka itulah yang menyebabkan tangis dan duka citaku” ia bertanya “Ya Rasulullah bagaimana cara masuknya?” jawabnya “digiring oleh Malaikat neraka, tanpa di hitamkan muka juga tidak biru mata mereka dan tidak ditutup mulut mereka, dan tidak digandengkan dengan syaithan, bahkan tidak di belenggu atau di rantai” ditanya pula, “lalu bagaimana cara Malaikat menuntun mereka?”Jawabnya : Adapun kaum laki-laki ditarik jenggotnya sedang yang wanita ditarik rambutnya, maka berapa banyak dari orang-orang tua dari ummatku yan. Mengeluh ketika di seret ke neraka “alangkah tua dan lemahku” demikian pula yang muda “wahai kemudaanku dan bagus rupaku” sedang wanita mengeluh “wahai alangkah maluku sehingga di bawa ke malaikat Malik” dan ketika telah di lihat oleh Malaikat Malik lalu bertanya “siapakah mereka itu, maka tidak pernah saya dapatkan orang yang akan tersiksa seperti orang-orang ini, muka mereka tidak hitam, matanya tidak biru, mulutnya tidak tertutup juga tidak diikat bersama syaithan dan tidak di belenggu atau di rantai leher mereka?” Jawab malaikat “Demikianlah kami diperintah membawa orang-orang ini kepadamu sedemikian rupa.” lalu ditanya oleh Malik, “Siapakah kamu wahai orang-orang yang celaka?”
Dalam lain riwayat ketika mereka di giring oleh Malaikat selalu memanggil ya Muhammad tetapi setelah melihat malaikat Malik lupa akan nama Muhammad s.a.w karena hebatnya Malik, lalu ditanya “Siapakah kamu?” jawab mereka “kami ummat yang dituruni Al-qur’an dan kami telah puasa bulan Ramadhan.” lalu Malik berkata “Al-qur’an tidak di turunkan kecuali kepada ummat Muhammad s.a.w” maka ketika itu mereka menjerit “kami ummat Muhammad” maka malik bertanya “Tidakkah telah ada larangan dan Al-qur’an dari maksiat terhadap Allah ta’ala” dan ketika telah berada di tepi jahannam dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah mereka berkata “Hai malik, diizinkan saya akan menangis,” maka diizinkan lalu mereka menangis sampai habis air mata, kemudian menangis dengan darah sehingga berkata Malik “Alangkah baiknya menangis ini andaikata terjadi di dunia karena takut kepada Allah niscaya kamu tidak akan tersentuh api neraka pada hari ini” lalu Malik berkata pada Zabaniyah “lemparkan mereka ke dalam neraka” dan bila telah dilempar mereka serentak menjerit “Laa ilaaha illallah” maka surutlah api neraka, Malik berkata “Hai api sambarlah mereka” jawab api “Bagaimana akan dapat menyambar mereka padahal mereka mengucap Laa ilaaha illallah” Malik berkata “Demikianlah perintah Tuhan Rabbul ‘arsy” maka ditangkaplah mereka oleh api, ada yang hanya sampai tengah badan, ada yang sampai leher, maka bila telah sampai muka, Malik berkata “jangan membakar muka mereka karena mereka telah lama sujud kepada Allah, juga jangan membakar hati mereka karena telah haus pada bukan Ramadhan”, maka tinggal dalam neraka beberapa lama sambil menyebut “Ya Arhamar Rahimin, Ya Hannan Ya Mannan”
Kemudian bila telah selesai hukuman mereka, maka Allah memanggil Jibril dan menanyakan “ya Jibril bagaimanakah keadaan orang-orang yang maksiat dari ummat Muhammad s.a.w?” jawab jibril “ya Tuhan, Engkau lebih mengetahui” lalu diperintah “Pergilah kau lihatlah keadaan mereka” maka pergilah Jibril a.s kepada Malik yang sedang duduk di atas mimbar di tengah jahannam. Dan ketika Malik melihat Jibril segera bangun hormat dan berkata “ya Jibril mengapakah kau datang ke sini?” jawabnya “Bagaimana keadaan rombongan yang maksiat dari Ummat Muhammad s.a.w?” jawab Malik “sungguh ngeri keadaan mereka dan sempit tempat mereka, mereka telah terbakar badan dan daging mereka kecuali muka dan hati mereka masih berkilauan iman” jibril berkata “Bukalah tutup mereka supaya aku dapat melihat mereka”
Maka Malik menyuruh Zabaniyah membuka tutup dan ketika mereka melihat Jibril mereka mengerti bahwa ini bukan Malaikat bagian menyiksa, lalu mereka bertanya “siapakah hamba yang sangat bagus rupanya itu?” jawab Malik “itu Jibril yang biasa membawa wahyu kepada Muhammad s.a.w” maka serentak mereka menjerit “ya Jibril sampaikan salam kami kepada Nabi Muhammad s.a.w dan beritakan bahwa maksiat kamilah yang memisahkan kami dengannya, dan beritakan kepadanya keadaan kami” maka kembalilah Jibril menghadap kepada Allah, lalu ditanya “bagaimana kamu melihat ummat Muhammad?” jawabnya “ya Tuhan alangkah jelek keadaan mereka dan sempit tempat mereka” lalu bertanya “apakah mereka minta apa-apa kepadamu?” jawabnya “ya, mereka minta disampaikan salam mereka kepada Muhammad s.a.w dan diberitakan kepadanya keadaan mereka” maka Allah menyuruh Jibril menyampaikan semua pesanan itu kepada Nabi Muhammad s.a.w yang tinggal dalam kemah dari permata yang putih mempunyai empat ribu pintu, tiap pintu dua daun pintu dari emas, maka berkata Jibril
Ya Muhammad aku datang kepadamu dari rombongan orang-orang yang durhaka dari ummatmu yang masih tersiksa dalam neraka, mereka menyampaikan salam kepadamu dan mengeluh bahwa keadaan mereka sangat jelek dan sangat sempit tempat mereka. Maka pergilah Nabi Muhammad s.a.w ke bawah ‘arsy dan bersujud dan memuji Allah dengan pujian yang tidak pernah di ucapkan oleh seorang makhlukpun, sehingga Allah menyuruh Nabi “Angkatlah kepalamu dan mintalah niscaya akan diberi, dan ajukan syafa’atmu pasti akan diterima” maka Nabi Muhammad s.a.w berkata “ya Tuhan orang-orang yang durhaka dari ummatku telah terlaksana pada mereka hukumMU dan balasanMU maka terimalah syafa’atku.” Allah berfirman “aku terima syafa’atmu terhadap mereka, maka pergilah ke neraka dan keluarkan dari padanya orang yang pernah mengucap Laa ilaha illallah” maka pergilah Nabi Muhammad ke neraka
Maka pergilah Nabi Muhammad ke neraka, dan ketika dilihat oleh malaikat Malik segera ia bangkit hormat, lalu ditanya “Hai Malik, bagaimanakah keadaan ummatku yang durhaka?” jawabnya “alangkah jelek keadaan mereka dan sempit tempat mereka” lalu diperintah “bukalah pintu dan angkat tutupnya” maka apabila orang-orang neraka itu melihat Nabi Muhammad s.a.w mereka serentak menjerit “Ya Muhammad, api neraka telah membakar kulit kami” maka dikeluarkan semuanya berupa arang, lalu dibawa mereka itu ke sungai di muka pintu surga yang bernama nahrul hayawan, dan di sana mereka mandi kemudian keluar sebagai orang muda gagah elok, sedang wajah mereka bagaikan bulan, tertulis di atas dahi mereka aljahanamiyun atau orang-orang jahannam yang telah dibebaskan Allah. Dari neraka, kemudian mereka masuk ke surga, maka apabila orang-orang neraka melihat kaum muslimin telah dilepaskan dari neraka, mereka berkata “aduh sekiranya kami dahulu islam tentu kami dapat keluar dari neraka,” sebagaimana firman Allah (yang artinya) :

Pada suatu saat kelak orang-orang kafir ingin andaikan mereka menjadi orang muslim
Rasulullah s.a.w bersabda (yang artinya) :



Pada hari kiamat kelak akan di datangkan maut itu berupa kambing kibas putih hitam, lalu dipanggk orang-orang surga dan ditanya “Apakah kenal maut” maka mereka melihat dan mengenalnya, demikian pula ahli neraka ditanya “Apakah kenal maut” lalu mereka melihat dan mengenalnya, kemudian kambing itu disembelih di antara surga dan neraka, lalu diberi tahu “Hai ahli surga kini kekal tanpa mati, hai ahli neraka kini kekal tanpa mati”

Abuhurairah r.a berkata “janganlah gembira seorang yang lacur dengan suatu nikmat karena di belakangnya ada yang mengejarnya yaitu jahannam tiap-tiap berkurang ditambah pula nyalanya”
Wallahu a’lam

0 komentar:

Posting Komentar